PENGAYAAN LITERASI BAHASA INDONESIA DAN TPS PENGETAHUAN DAN PEMAHAMAN UMUM

TEKS 1

Kinerja ekspor nonmigas Indonesia menunjukkan tren penurunan sejak Oktober 2022. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor nonmigas pada Oktober 2023 adalah 20,78 miliar dolar AS. Angka ini naik 7.42 persen dibandingkan dengan September 2023, tetapi turun 11,36 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Penurunan ekspor nonmigas yang menyumbang 72,37 persen terhadap total ekspor ini menyebabkan nilai ekspor Indonesia per Oktober 2023 turun 10,43 persen dibandingkan periode sama tahun 2022 menjadi 22,15 miliar dolar AS. Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia pada Januari-Oktober 2023 juga turun 12.15 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2022, dengan ekspor nonmigas turun 12,74 persen. Itu merupakan alarm ekspor nonmigas.

Penurunan nilai ekspor Indonesia yang lebih dipicu oleh penurunan harga komoditas ketimbang volume ini tampaknys sejalan dengan fenomena normalisasi harga komoditas global, Harga komoditas di pasar dunia sempat melonjak ke rekor tertinggi pada 2022. terutama sebagai akibat disrupsi rantai pasok global, alobat perang Rusia-Ukraina dan Covid-19.

Berlanjutnya tekanan terhadap ekspor masih harus terus diwaspadai, terutama dengan masih tingginya ketidakpastian dan perlambatan ekonomi dunia. Hal ini bisa menekan pertumbuhan ekonomi nasional. Perlambatan pertumbuhan ekonomi Indonesia dari 5,7 persen di triwulan II menjadi 4,94 persen di triwulan 11-2023 (terendah dalam dua tahun terakhir) juga disebabkan oleh kontraksi ekspor, selain akibat melemahnya konsumsi rumah tangga domestik. Melambatnya pertumbuhan ekonomi global menyebabkan turunnya permintaan barang dan jasa. Konferensi Perdagangan dan Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNCTAD) memprediksi kondisi ini berlanjut hingga akhir tahun 2023.

Dari sisi fundamental, kinerja ekspor Indonesia selama ini menunjukkan rapuhnya posisi Indonesia karena masih sangat tingginya ketergantungan pada ekspor komoditas sehingga rentan terhadap fluktuasi dan gejolak harga komoditas global. Kondisi ini manggarisbawahi pentingnya diversifikasi ekspor, hal yang sudah lama kita sadari, tetapi belum sepenuhnya berhasil dilakukan hingga sekarang.

Alarm lain yang perlu diperhatikan adalah pertumbuhan ekonomi yang semakin didominasi sektor jasa. Sementara itu, sektor industri pengolahan terus menurun, sejalan dengan tren deindustrialisasi yang terjadi sejak 2002. Hal ini tercermin dari terus menurunnya kontribusi manufaktur terhadap produk domestik bruto (PDB). Sektor-sektor yang menyerap banyak tenaga kerja, seperti manufaktur, pertanian, dan pertambangan, tumbuh di bawah angka pertumbuhan ekonomi nasional. Hal ini menegaskan bahwa reindustrialisasi menjadi agenda penting yang tak boleh ditawar-tawar dan harus lebih serius digarap ke depan.

(Diadaptasi dari https://www.kompas.id)

Makna ungkapan "alarm” dalam bacaan adalah..

TEKS 1

Kinerja ekspor nonmigas Indonesia menunjukkan tren penurunan sejak Oktober 2022. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor nonmigas pada Oktober 2023 adalah 20,78 miliar dolar AS. Angka ini naik 7.42 persen dibandingkan dengan September 2023, tetapi turun 11,36 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Penurunan ekspor nonmigas yang menyumbang 72,37 persen terhadap total ekspor ini menyebabkan nilai ekspor Indonesia per Oktober 2023 turun 10,43 persen dibandingkan periode sama tahun 2022 menjadi 22,15 miliar dolar AS. Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia pada Januari-Oktober 2023 juga turun 12.15 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2022, dengan ekspor nonmigas turun 12,74 persen. Itu merupakan alarm ekspor nonmigas.

Penurunan nilai ekspor Indonesia yang lebih dipicu oleh penurunan harga komoditas ketimbang volume ini tampaknys sejalan dengan fenomena normalisasi harga komoditas global, Harga komoditas di pasar dunia sempat melonjak ke rekor tertinggi pada 2022. terutama sebagai akibat disrupsi rantai pasok global, alobat perang Rusia-Ukraina dan Covid-19.

Berlanjutnya tekanan terhadap ekspor masih harus terus diwaspadai, terutama dengan masih tingginya ketidakpastian dan perlambatan ekonomi dunia. Hal ini bisa menekan pertumbuhan ekonomi nasional. Perlambatan pertumbuhan ekonomi Indonesia dari 5,7 persen di triwulan II menjadi 4,94 persen di triwulan 11-2023 (terendah dalam dua tahun terakhir) juga disebabkan oleh kontraksi ekspor, selain akibat melemahnya konsumsi rumah tangga domestik. Melambatnya pertumbuhan ekonomi global menyebabkan turunnya permintaan barang dan jasa. Konferensi Perdagangan dan Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNCTAD) memprediksi kondisi ini berlanjut hingga akhir tahun 2023.

Dari sisi fundamental, kinerja ekspor Indonesia selama ini menunjukkan rapuhnya posisi Indonesia karena masih sangat tingginya ketergantungan pada ekspor komoditas sehingga rentan terhadap fluktuasi dan gejolak harga komoditas global. Kondisi ini manggarisbawahi pentingnya diversifikasi ekspor, hal yang sudah lama kita sadari, tetapi belum sepenuhnya berhasil dilakukan hingga sekarang.

Alarm lain yang perlu diperhatikan adalah pertumbuhan ekonomi yang semakin didominasi sektor jasa. Sementara itu, sektor industri pengolahan terus menurun, sejalan dengan tren deindustrialisasi yang terjadi sejak 2002. Hal ini tercermin dari terus menurunnya kontribusi manufaktur terhadap produk domestik bruto (PDB). Sektor-sektor yang menyerap banyak tenaga kerja, seperti manufaktur, pertanian, dan pertambangan, tumbuh di bawah angka pertumbuhan ekonomi nasional. Hal ini menegaskan bahwa reindustrialisasi menjadi agenda penting yang tak boleh ditawar-tawar dan harus lebih serius digarap ke depan.

(Diadaptasi dari https://www.kompas.id)

Menurut bacaan, selama periode Januari-Oktober 2023, kondisi ekspor nonmigas Indonesia adalah....

TEKS 1

Kinerja ekspor nonmigas Indonesia menunjukkan tren penurunan sejak Oktober 2022. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor nonmigas pada Oktober 2023 adalah 20,78 miliar dolar AS. Angka ini naik 7.42 persen dibandingkan dengan September 2023, tetapi turun 11,36 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Penurunan ekspor nonmigas yang menyumbang 72,37 persen terhadap total ekspor ini menyebabkan nilai ekspor Indonesia per Oktober 2023 turun 10,43 persen dibandingkan periode sama tahun 2022 menjadi 22,15 miliar dolar AS. Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia pada Januari-Oktober 2023 juga turun 12.15 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2022, dengan ekspor nonmigas turun 12,74 persen. Itu merupakan alarm ekspor nonmigas.

Penurunan nilai ekspor Indonesia yang lebih dipicu oleh penurunan harga komoditas ketimbang volume ini tampaknys sejalan dengan fenomena normalisasi harga komoditas global, Harga komoditas di pasar dunia sempat melonjak ke rekor tertinggi pada 2022. terutama sebagai akibat disrupsi rantai pasok global, alobat perang Rusia-Ukraina dan Covid-19.

Berlanjutnya tekanan terhadap ekspor masih harus terus diwaspadai, terutama dengan masih tingginya ketidakpastian dan perlambatan ekonomi dunia. Hal ini bisa menekan pertumbuhan ekonomi nasional. Perlambatan pertumbuhan ekonomi Indonesia dari 5,7 persen di triwulan II menjadi 4,94 persen di triwulan 11-2023 (terendah dalam dua tahun terakhir) juga disebabkan oleh kontraksi ekspor, selain akibat melemahnya konsumsi rumah tangga domestik. Melambatnya pertumbuhan ekonomi global menyebabkan turunnya permintaan barang dan jasa. Konferensi Perdagangan dan Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNCTAD) memprediksi kondisi ini berlanjut hingga akhir tahun 2023.

Dari sisi fundamental, kinerja ekspor Indonesia selama ini menunjukkan rapuhnya posisi Indonesia karena masih sangat tingginya ketergantungan pada ekspor komoditas sehingga rentan terhadap fluktuasi dan gejolak harga komoditas global. Kondisi ini manggarisbawahi pentingnya diversifikasi ekspor, hal yang sudah lama kita sadari, tetapi belum sepenuhnya berhasil dilakukan hingga sekarang.

Alarm lain yang perlu diperhatikan adalah pertumbuhan ekonomi yang semakin didominasi sektor jasa. Sementara itu, sektor industri pengolahan terus menurun, sejalan dengan tren deindustrialisasi yang terjadi sejak 2002. Hal ini tercermin dari terus menurunnya kontribusi manufaktur terhadap produk domestik bruto (PDB). Sektor-sektor yang menyerap banyak tenaga kerja, seperti manufaktur, pertanian, dan pertambangan, tumbuh di bawah angka pertumbuhan ekonomi nasional. Hal ini menegaskan bahwa reindustrialisasi menjadi agenda penting yang tak boleh ditawar-tawar dan harus lebih serius digarap ke depan.

(Diadaptasi dari https://www.kompas.id)

Penyebab rapuhnya fundamental ekspor Indonesia adalah......

TEKS 1

Kinerja ekspor nonmigas Indonesia menunjukkan tren penurunan sejak Oktober 2022. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor nonmigas pada Oktober 2023 adalah 20,78 miliar dolar AS. Angka ini naik 7.42 persen dibandingkan dengan September 2023, tetapi turun 11,36 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Penurunan ekspor nonmigas yang menyumbang 72,37 persen terhadap total ekspor ini menyebabkan nilai ekspor Indonesia per Oktober 2023 turun 10,43 persen dibandingkan periode sama tahun 2022 menjadi 22,15 miliar dolar AS. Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia pada Januari-Oktober 2023 juga turun 12.15 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2022, dengan ekspor nonmigas turun 12,74 persen. Itu merupakan alarm ekspor nonmigas.

Penurunan nilai ekspor Indonesia yang lebih dipicu oleh penurunan harga komoditas ketimbang volume ini tampaknys sejalan dengan fenomena normalisasi harga komoditas global, Harga komoditas di pasar dunia sempat melonjak ke rekor tertinggi pada 2022. terutama sebagai akibat disrupsi rantai pasok global, alobat perang Rusia-Ukraina dan Covid-19.

Berlanjutnya tekanan terhadap ekspor masih harus terus diwaspadai, terutama dengan masih tingginya ketidakpastian dan perlambatan ekonomi dunia. Hal ini bisa menekan pertumbuhan ekonomi nasional. Perlambatan pertumbuhan ekonomi Indonesia dari 5,7 persen di triwulan II menjadi 4,94 persen di triwulan 11-2023 (terendah dalam dua tahun terakhir) juga disebabkan oleh kontraksi ekspor, selain akibat melemahnya konsumsi rumah tangga domestik. Melambatnya pertumbuhan ekonomi global menyebabkan turunnya permintaan barang dan jasa. Konferensi Perdagangan dan Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNCTAD) memprediksi kondisi ini berlanjut hingga akhir tahun 2023.

Dari sisi fundamental, kinerja ekspor Indonesia selama ini menunjukkan rapuhnya posisi Indonesia karena masih sangat tingginya ketergantungan pada ekspor komoditas sehingga rentan terhadap fluktuasi dan gejolak harga komoditas global. Kondisi ini manggarisbawahi pentingnya diversifikasi ekspor, hal yang sudah lama kita sadari, tetapi belum sepenuhnya berhasil dilakukan hingga sekarang.

Alarm lain yang perlu diperhatikan adalah pertumbuhan ekonomi yang semakin didominasi sektor jasa. Sementara itu, sektor industri pengolahan terus menurun, sejalan dengan tren deindustrialisasi yang terjadi sejak 2002. Hal ini tercermin dari terus menurunnya kontribusi manufaktur terhadap produk domestik bruto (PDB). Sektor-sektor yang menyerap banyak tenaga kerja, seperti manufaktur, pertanian, dan pertambangan, tumbuh di bawah angka pertumbuhan ekonomi nasional. Hal ini menegaskan bahwa reindustrialisasi menjadi agenda penting yang tak boleh ditawar-tawar dan harus lebih serius digarap ke depan.

(Diadaptasi dari https://www.kompas.id)

Dampak tidak dilakukannya diversifikasi ekspor adalah.....

TEKS 1

Kinerja ekspor nonmigas Indonesia menunjukkan tren penurunan sejak Oktober 2022. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor nonmigas pada Oktober 2023 adalah 20,78 miliar dolar AS. Angka ini naik 7.42 persen dibandingkan dengan September 2023, tetapi turun 11,36 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Penurunan ekspor nonmigas yang menyumbang 72,37 persen terhadap total ekspor ini menyebabkan nilai ekspor Indonesia per Oktober 2023 turun 10,43 persen dibandingkan periode sama tahun 2022 menjadi 22,15 miliar dolar AS. Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia pada Januari-Oktober 2023 juga turun 12.15 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2022, dengan ekspor nonmigas turun 12,74 persen. Itu merupakan alarm ekspor nonmigas.

Penurunan nilai ekspor Indonesia yang lebih dipicu oleh penurunan harga komoditas ketimbang volume ini tampaknys sejalan dengan fenomena normalisasi harga komoditas global, Harga komoditas di pasar dunia sempat melonjak ke rekor tertinggi pada 2022. terutama sebagai akibat disrupsi rantai pasok global, alobat perang Rusia-Ukraina dan Covid-19.

Berlanjutnya tekanan terhadap ekspor masih harus terus diwaspadai, terutama dengan masih tingginya ketidakpastian dan perlambatan ekonomi dunia. Hal ini bisa menekan pertumbuhan ekonomi nasional. Perlambatan pertumbuhan ekonomi Indonesia dari 5,7 persen di triwulan II menjadi 4,94 persen di triwulan 11-2023 (terendah dalam dua tahun terakhir) juga disebabkan oleh kontraksi ekspor, selain akibat melemahnya konsumsi rumah tangga domestik. Melambatnya pertumbuhan ekonomi global menyebabkan turunnya permintaan barang dan jasa. Konferensi Perdagangan dan Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNCTAD) memprediksi kondisi ini berlanjut hingga akhir tahun 2023.

Dari sisi fundamental, kinerja ekspor Indonesia selama ini menunjukkan rapuhnya posisi Indonesia karena masih sangat tingginya ketergantungan pada ekspor komoditas sehingga rentan terhadap fluktuasi dan gejolak harga komoditas global. Kondisi ini manggarisbawahi pentingnya diversifikasi ekspor, hal yang sudah lama kita sadari, tetapi belum sepenuhnya berhasil dilakukan hingga sekarang.

Alarm lain yang perlu diperhatikan adalah pertumbuhan ekonomi yang semakin didominasi sektor jasa. Sementara itu, sektor industri pengolahan terus menurun, sejalan dengan tren deindustrialisasi yang terjadi sejak 2002. Hal ini tercermin dari terus menurunnya kontribusi manufaktur terhadap produk domestik bruto (PDB). Sektor-sektor yang menyerap banyak tenaga kerja, seperti manufaktur, pertanian, dan pertambangan, tumbuh di bawah angka pertumbuhan ekonomi nasional. Hal ini menegaskan bahwa reindustrialisasi menjadi agenda penting yang tak boleh ditawar-tawar dan harus lebih serius digarap ke depan.

(Diadaptasi dari https://www.kompas.id)

Alasan penurunan ekspor nonmigas yang masih harus terus diwaspadai adalah.....

TEKS 2

Aku mengenal kebaya dari foto-foto lama perkawinan Ayah dan Mama. Foto-foto itu tidak menjanjikan sesuatu yang baka. Pada foto itu Mama terlihat cantik, Ayah terlihat ganteng dan mereka berdua tersenyum dengan wajah penuh cahaya. Kini, Ayah dan Mama sudah bercerai, sedangkan kebaya putih yang cantik itu masih saja melekat di benakku.

Siang tadi aku masih bergegas ke perpustakaan Beauborg untuk mencari buku Habis Gelap Terbitlah Terang yang berisi surat-surat RA Kartini. Ayah bercerita tentang Kartini ketika aku masih duduk di SMA, tapi aku belum menyempatkan diri untuk membaca bukunya. Untung Beauborg adalah perpustakaan yang lengkap. Aku sudah membaca hingga di tengah buku. Lumayan. Paling tidak, aku tak ingin terlihat dungu di pesta perayaan Kartini itu. Dan yang penting, aku mempunyai kesempatan mengenakan kebaya.

Aku memilih untuk mengenakan kebaya encim Mama yang berwarna merah muda. Dari sikap Nara yang sama sekali tak berkomentar kecuali matanya, aku sudah tahu aku telah memilih warna yang tepat: pastel yang cerah dan hangat. Tetapi Wisma Indonesia malam itu jauh dari kehangatan. Ini kali pertama aku menginjak rumah seorang duta besar. Sungguh besar. Sungguh mewah. Benarkah Indonesia masuk kategori sedang berkembang?

Aku bisa mendengar suara gamelan yang meriah dari jauh. Itu pasti gamelan bali karena nadanya dinamis dan menghentak. Belum sempat aku mengingat-ingat apakah aku mendengar gamelan bali dari rekaman kaset Ayah atau kaset Om Nug, Nara sudah menggamit lenganku untuk berjalan lebih cepat memasuki halaman yang sudah penuh tamu yang cantik dan tampan, Para ibu tampak menyasak rambutnya begitu tinggi dan licin. Mungkin menggunakan sebotol hairspray agar rambutnya bisa tegak dan kaku seperti itu. Apa mereka khawatir rambutnya akan diterjang angin? Atau mungkin mereka menyimpan beberapa ekor burung di dalam sasakan yang mirip sarang burung walet itu?

Kostum para pria tidak konsisten. Ada yang mengenakan jas dan dasi, tetapi banyak juga yang mengenakan kemeja batik. Ah, aku suka batik. Itu temuan brilian dari Indonesia. Menurut Ayah, Eyang Putri almarhum adalah perempuan yang pandai membatik. Hingga kini aku masih saja takjub bagaimana dua jari bisa membentuk lukisan begitu feminim di atas sehelai kain. Om Tjai pernah mengundang seorang ahli batik ke Restoran Tanah Air ketika aku masih kecil dan setiap pulang sakolah aku duduk menyaksikan proses itu berjam-jam dengan mata melotot.

Nara dan aku bersalaman dengan Bapak dan Ibu Duta Besar yang berdiri di depan pintu. Karena tamu begitu banyak, aku yakin tuan rumah tak terlalu ingat pada setiap tamu yang disalaminya. Kami dipersilakan masuk oleh seorang ibu berkebaya merah darah dengan sasak tinggi dan bau harum yang menyengat

(Diadaptasi dan Pulang, Leia S. Chudor)

Alasan tokoh aku pergi ke perpustakaan Beauborg sebelum menghadiri jamuan Duta Besar Indonesia adalah...

TEKS 2

Aku mengenal kebaya dari foto-foto lama perkawinan Ayah dan Mama. Foto-foto itu tidak menjanjikan sesuatu yang baka. Pada foto itu Mama terlihat cantik, Ayah terlihat ganteng dan mereka berdua tersenyum dengan wajah penuh cahaya. Kini, Ayah dan Mama sudah bercerai, sedangkan kebaya putih yang cantik itu masih saja melekat di benakku.

Siang tadi aku masih bergegas ke perpustakaan Beauborg untuk mencari buku Habis Gelap Terbitlah Terang yang berisi surat-surat RA Kartini. Ayah bercerita tentang Kartini ketika aku masih duduk di SMA, tapi aku belum menyempatkan diri untuk membaca bukunya. Untung Beauborg adalah perpustakaan yang lengkap. Aku sudah membaca hingga di tengah buku. Lumayan. Paling tidak, aku tak ingin terlihat dungu di pesta perayaan Kartini itu. Dan yang penting, aku mempunyai kesempatan mengenakan kebaya.

Aku memilih untuk mengenakan kebaya encim Mama yang berwarna merah muda. Dari sikap Nara yang sama sekali tak berkomentar kecuali matanya, aku sudah tahu aku telah memilih warna yang tepat: pastel yang cerah dan hangat. Tetapi Wisma Indonesia malam itu jauh dari kehangatan. Ini kali pertama aku menginjak rumah seorang duta besar. Sungguh besar. Sungguh mewah. Benarkah Indonesia masuk kategori sedang berkembang?

Aku bisa mendengar suara gamelan yang meriah dari jauh. Itu pasti gamelan bali karena nadanya dinamis dan menghentak. Belum sempat aku mengingat-ingat apakah aku mendengar gamelan bali dari rekaman kaset Ayah atau kaset Om Nug, Nara sudah menggamit lenganku untuk berjalan lebih cepat memasuki halaman yang sudah penuh tamu yang cantik dan tampan, Para ibu tampak menyasak rambutnya begitu tinggi dan licin. Mungkin menggunakan sebotol hairspray agar rambutnya bisa tegak dan kaku seperti itu. Apa mereka khawatir rambutnya akan diterjang angin? Atau mungkin mereka menyimpan beberapa ekor burung di dalam sasakan yang mirip sarang burung walet itu?

Kostum para pria tidak konsisten. Ada yang mengenakan jas dan dasi, tetapi banyak juga yang mengenakan kemeja batik. Ah, aku suka batik. Itu temuan brilian dari Indonesia. Menurut Ayah, Eyang Putri almarhum adalah perempuan yang pandai membatik. Hingga kini aku masih saja takjub bagaimana dua jari bisa membentuk lukisan begitu feminim di atas sehelai kain. Om Tjai pernah mengundang seorang ahli batik ke Restoran Tanah Air ketika aku masih kecil dan setiap pulang sakolah aku duduk menyaksikan proses itu berjam-jam dengan mata melotot.

Nara dan aku bersalaman dengan Bapak dan Ibu Duta Besar yang berdiri di depan pintu. Karena tamu begitu banyak, aku yakin tuan rumah tak terlalu ingat pada setiap tamu yang disalaminya. Kami dipersilakan masuk oleh seorang ibu berkebaya merah darah dengan sasak tinggi dan bau harum yang menyengat

(Diadaptasi dan Pulang, Leia S. Chudor)

Pandangan tokoh lain tentang tokoh aku yang menggambarkan ungkapan "sama sekali tak berkomentar kecuali matanya" adalah.....

TEKS 2

Aku mengenal kebaya dari foto-foto lama perkawinan Ayah dan Mama. Foto-foto itu tidak menjanjikan sesuatu yang baka. Pada foto itu Mama terlihat cantik, Ayah terlihat ganteng dan mereka berdua tersenyum dengan wajah penuh cahaya. Kini, Ayah dan Mama sudah bercerai, sedangkan kebaya putih yang cantik itu masih saja melekat di benakku.

Siang tadi aku masih bergegas ke perpustakaan Beauborg untuk mencari buku Habis Gelap Terbitlah Terang yang berisi surat-surat RA Kartini. Ayah bercerita tentang Kartini ketika aku masih duduk di SMA, tapi aku belum menyempatkan diri untuk membaca bukunya. Untung Beauborg adalah perpustakaan yang lengkap. Aku sudah membaca hingga di tengah buku. Lumayan. Paling tidak, aku tak ingin terlihat dungu di pesta perayaan Kartini itu. Dan yang penting, aku mempunyai kesempatan mengenakan kebaya.

Aku memilih untuk mengenakan kebaya encim Mama yang berwarna merah muda. Dari sikap Nara yang sama sekali tak berkomentar kecuali matanya, aku sudah tahu aku telah memilih warna yang tepat: pastel yang cerah dan hangat. Tetapi Wisma Indonesia malam itu jauh dari kehangatan. Ini kali pertama aku menginjak rumah seorang duta besar. Sungguh besar. Sungguh mewah. Benarkah Indonesia masuk kategori sedang berkembang?

Aku bisa mendengar suara gamelan yang meriah dari jauh. Itu pasti gamelan bali karena nadanya dinamis dan menghentak. Belum sempat aku mengingat-ingat apakah aku mendengar gamelan bali dari rekaman kaset Ayah atau kaset Om Nug, Nara sudah menggamit lenganku untuk berjalan lebih cepat memasuki halaman yang sudah penuh tamu yang cantik dan tampan, Para ibu tampak menyasak rambutnya begitu tinggi dan licin. Mungkin menggunakan sebotol hairspray agar rambutnya bisa tegak dan kaku seperti itu. Apa mereka khawatir rambutnya akan diterjang angin? Atau mungkin mereka menyimpan beberapa ekor burung di dalam sasakan yang mirip sarang burung walet itu?

Kostum para pria tidak konsisten. Ada yang mengenakan jas dan dasi, tetapi banyak juga yang mengenakan kemeja batik. Ah, aku suka batik. Itu temuan brilian dari Indonesia. Menurut Ayah, Eyang Putri almarhum adalah perempuan yang pandai membatik. Hingga kini aku masih saja takjub bagaimana dua jari bisa membentuk lukisan begitu feminim di atas sehelai kain. Om Tjai pernah mengundang seorang ahli batik ke Restoran Tanah Air ketika aku masih kecil dan setiap pulang sakolah aku duduk menyaksikan proses itu berjam-jam dengan mata melotot.

Nara dan aku bersalaman dengan Bapak dan Ibu Duta Besar yang berdiri di depan pintu. Karena tamu begitu banyak, aku yakin tuan rumah tak terlalu ingat pada setiap tamu yang disalaminya. Kami dipersilakan masuk oleh seorang ibu berkebaya merah darah dengan sasak tinggi dan bau harum yang menyengat

(Diadaptasi dan Pulang, Leia S. Chudor)

Hal yang dipikirkan tokoh aku ketika menikmati suasana perayaan Kartini di rumah duta besar adalah...

TEKS 2

Aku mengenal kebaya dari foto-foto lama perkawinan Ayah dan Mama. Foto-foto itu tidak menjanjikan sesuatu yang baka. Pada foto itu Mama terlihat cantik, Ayah terlihat ganteng dan mereka berdua tersenyum dengan wajah penuh cahaya. Kini, Ayah dan Mama sudah bercerai, sedangkan kebaya putih yang cantik itu masih saja melekat di benakku.

Siang tadi aku masih bergegas ke perpustakaan Beauborg untuk mencari buku Habis Gelap Terbitlah Terang yang berisi surat-surat RA Kartini. Ayah bercerita tentang Kartini ketika aku masih duduk di SMA, tapi aku belum menyempatkan diri untuk membaca bukunya. Untung Beauborg adalah perpustakaan yang lengkap. Aku sudah membaca hingga di tengah buku. Lumayan. Paling tidak, aku tak ingin terlihat dungu di pesta perayaan Kartini itu. Dan yang penting, aku mempunyai kesempatan mengenakan kebaya.

Aku memilih untuk mengenakan kebaya encim Mama yang berwarna merah muda. Dari sikap Nara yang sama sekali tak berkomentar kecuali matanya, aku sudah tahu aku telah memilih warna yang tepat: pastel yang cerah dan hangat. Tetapi Wisma Indonesia malam itu jauh dari kehangatan. Ini kali pertama aku menginjak rumah seorang duta besar. Sungguh besar. Sungguh mewah. Benarkah Indonesia masuk kategori sedang berkembang?

Aku bisa mendengar suara gamelan yang meriah dari jauh. Itu pasti gamelan bali karena nadanya dinamis dan menghentak. Belum sempat aku mengingat-ingat apakah aku mendengar gamelan bali dari rekaman kaset Ayah atau kaset Om Nug, Nara sudah menggamit lenganku untuk berjalan lebih cepat memasuki halaman yang sudah penuh tamu yang cantik dan tampan, Para ibu tampak menyasak rambutnya begitu tinggi dan licin. Mungkin menggunakan sebotol hairspray agar rambutnya bisa tegak dan kaku seperti itu. Apa mereka khawatir rambutnya akan diterjang angin? Atau mungkin mereka menyimpan beberapa ekor burung di dalam sasakan yang mirip sarang burung walet itu?

Kostum para pria tidak konsisten. Ada yang mengenakan jas dan dasi, tetapi banyak juga yang mengenakan kemeja batik. Ah, aku suka batik. Itu temuan brilian dari Indonesia. Menurut Ayah, Eyang Putri almarhum adalah perempuan yang pandai membatik. Hingga kini aku masih saja takjub bagaimana dua jari bisa membentuk lukisan begitu feminim di atas sehelai kain. Om Tjai pernah mengundang seorang ahli batik ke Restoran Tanah Air ketika aku masih kecil dan setiap pulang sakolah aku duduk menyaksikan proses itu berjam-jam dengan mata melotot.

Nara dan aku bersalaman dengan Bapak dan Ibu Duta Besar yang berdiri di depan pintu. Karena tamu begitu banyak, aku yakin tuan rumah tak terlalu ingat pada setiap tamu yang disalaminya. Kami dipersilakan masuk oleh seorang ibu berkebaya merah darah dengan sasak tinggi dan bau harum yang menyengat

(Diadaptasi dan Pulang, Leia S. Chudor)

Deskripsi peristiwa yang menjelaskan kondisi lingkungan tokoh aku dibesarkan adalah...

TEKS 2

Aku mengenal kebaya dari foto-foto lama perkawinan Ayah dan Mama. Foto-foto itu tidak menjanjikan sesuatu yang baka. Pada foto itu Mama terlihat cantik, Ayah terlihat ganteng dan mereka berdua tersenyum dengan wajah penuh cahaya. Kini, Ayah dan Mama sudah bercerai, sedangkan kebaya putih yang cantik itu masih saja melekat di benakku.

Siang tadi aku masih bergegas ke perpustakaan Beauborg untuk mencari buku Habis Gelap Terbitlah Terang yang berisi surat-surat RA Kartini. Ayah bercerita tentang Kartini ketika aku masih duduk di SMA, tapi aku belum menyempatkan diri untuk membaca bukunya. Untung Beauborg adalah perpustakaan yang lengkap. Aku sudah membaca hingga di tengah buku. Lumayan. Paling tidak, aku tak ingin terlihat dungu di pesta perayaan Kartini itu. Dan yang penting, aku mempunyai kesempatan mengenakan kebaya.

Aku memilih untuk mengenakan kebaya encim Mama yang berwarna merah muda. Dari sikap Nara yang sama sekali tak berkomentar kecuali matanya, aku sudah tahu aku telah memilih warna yang tepat: pastel yang cerah dan hangat. Tetapi Wisma Indonesia malam itu jauh dari kehangatan. Ini kali pertama aku menginjak rumah seorang duta besar. Sungguh besar. Sungguh mewah. Benarkah Indonesia masuk kategori sedang berkembang?

Aku bisa mendengar suara gamelan yang meriah dari jauh. Itu pasti gamelan bali karena nadanya dinamis dan menghentak. Belum sempat aku mengingat-ingat apakah aku mendengar gamelan bali dari rekaman kaset Ayah atau kaset Om Nug, Nara sudah menggamit lenganku untuk berjalan lebih cepat memasuki halaman yang sudah penuh tamu yang cantik dan tampan, Para ibu tampak menyasak rambutnya begitu tinggi dan licin. Mungkin menggunakan sebotol hairspray agar rambutnya bisa tegak dan kaku seperti itu. Apa mereka khawatir rambutnya akan diterjang angin? Atau mungkin mereka menyimpan beberapa ekor burung di dalam sasakan yang mirip sarang burung walet itu?

Kostum para pria tidak konsisten. Ada yang mengenakan jas dan dasi, tetapi banyak juga yang mengenakan kemeja batik. Ah, aku suka batik. Itu temuan brilian dari Indonesia. Menurut Ayah, Eyang Putri almarhum adalah perempuan yang pandai membatik. Hingga kini aku masih saja takjub bagaimana dua jari bisa membentuk lukisan begitu feminim di atas sehelai kain. Om Tjai pernah mengundang seorang ahli batik ke Restoran Tanah Air ketika aku masih kecil dan setiap pulang sakolah aku duduk menyaksikan proses itu berjam-jam dengan mata melotot.

Nara dan aku bersalaman dengan Bapak dan Ibu Duta Besar yang berdiri di depan pintu. Karena tamu begitu banyak, aku yakin tuan rumah tak terlalu ingat pada setiap tamu yang disalaminya. Kami dipersilakan masuk oleh seorang ibu berkebaya merah darah dengan sasak tinggi dan bau harum yang menyengat

(Diadaptasi dan Pulang, Leia S. Chudor)

Gambaran karakter tokoh aku yang sesuai dengan isi bacaan adalah...

TEKS 3

¹.Sekolah-sekolah di Jepang kesulitan menemukan guru yang fasih berbanasa Inggris. ^2. Mereka juga kekurangan dana untuk menyewa pengajar bahasa yang terlatih. ^3. Oleh karena itu, beberapa sekolah dasar dan menengah di Jepang beralih ke teknologi untuk meningkatkan kemampuan bahasa Inggris murid-murid mereka. ^4.Salah satunya bagi yang memperkenalkan robot pintar di kelas .

^5.Robot yang mampu berbicara bahasa Inggris akan ditempatkan di dalam 500 kelas di Jepang untuk meningkatkan kemampuan bahasa Inggris siswa dan guru. ^6. Kamenterian Pendidikan Jepang telah merencanakan proyek percontohan dengan dana sekitar Rp32 miliar. ^7.Robot dengan kecerdasan buatan sudah tersedia di pasaran dengan bermacam-macam fungsi. ^8.Sebagai contoh, mereka dapat mengecek pelafalan bahasa Inggris setiap murid. ^9. Langkah tersebut dilakukan menjelang perubahan kurikulum nasional Jepang yang mengharuskan anak-anak berusia sepuluh tahun untuk belajar bahasa inggris. ¹⁰ Saat ini kelas bahasa inggris hanya wajib untuk siswa berusia 12-15 tahun.

Kata wajib dalam kalimat (10) memilik makna yang berlawanan dengan kata...

TEKS 3

¹.Sekolah-sekolah di Jepang kesulitan menemukan guru yang fasih berbanasa Inggris. ^2. Mereka juga kekurangan dana untuk menyewa pengajar bahasa yang terlatih. ^3. Oleh karena itu, beberapa sekolah dasar dan menengah di Jepang beralih ke teknologi untuk meningkatkan kemampuan bahasa Inggris murid-murid mereka. ^4.Salah satunya bagi yang memperkenalkan robot pintar di kelas .

^5.Robot yang mampu berbicara bahasa Inggris akan ditempatkan di dalam 500 kelas di Jepang untuk meningkatkan kemampuan bahasa Inggris siswa dan guru. ^6. Kamenterian Pendidikan Jepang telah merencanakan proyek percontohan dengan dana sekitar Rp32 miliar. ^7.Robot dengan kecerdasan buatan sudah tersedia di pasaran dengan bermacam-macam fungsi. ^8.Sebagai contoh, mereka dapat mengecek pelafalan bahasa Inggris setiap murid. ^9. Langkah tersebut dilakukan menjelang perubahan kurikulum nasional Jepang yang mengharuskan anak-anak berusia sepuluh tahun untuk belajar bahasa inggris. ¹⁰ Saat ini kelas bahasa inggris hanya wajib untuk siswa berusia 12-15 tahun.

Kata dalam bacaan tersebut yang memiliki makna yang sebenarnya adalah...

TEKS 3

¹.Sekolah-sekolah di Jepang kesulitan menemukan guru yang fasih berbanasa Inggris. ^2. Mereka juga kekurangan dana untuk menyewa pengajar bahasa yang terlatih. ^3. Oleh karena itu, beberapa sekolah dasar dan menengah di Jepang beralih ke teknologi untuk meningkatkan kemampuan bahasa Inggris murid-murid mereka. ^4.Salah satunya bagi yang memperkenalkan robot pintar di kelas .

^5.Robot yang mampu berbicara bahasa Inggris akan ditempatkan di dalam 500 kelas di Jepang untuk meningkatkan kemampuan bahasa Inggris siswa dan guru. ^6. Kamenterian Pendidikan Jepang telah merencanakan proyek percontohan dengan dana sekitar Rp32 miliar. ^7.Robot dengan kecerdasan buatan sudah tersedia di pasaran dengan bermacam-macam fungsi. ^8.Sebagai contoh, mereka dapat mengecek pelafalan bahasa Inggris setiap murid. ^9. Langkah tersebut dilakukan menjelang perubahan kurikulum nasional Jepang yang mengharuskan anak-anak berusia sepuluh tahun untuk belajar bahasa inggris. ¹⁰ Saat ini kelas bahasa inggris hanya wajib untuk siswa berusia 12-15 tahun.

Kalimat yang tidak logis dalam bacaan tersebut adalah kalimat..

TEKS 4

1) Masyarakat Majapahit percaya bahwa mendarita sakit merupakan pertanda adanya ketidakseimbangan di dalam tubuh. 2) Untuk mengatasinya, harus dilakukan pengobatan, misalnya dengan mengonsumsi obat-obatan tradisional, seperti jamu. 3) Jamu tradisional dikenal sebagai elemen penting dalam bidang kesehatan. 4) Tanaman dan rempah yang diolah menjadi jamu oleh masyarakat Majapahit merupakan tanaman yang diyakini dapat menyembuhkan beberapa jenis penyakit. 5) Tanaman rempah tersebut biasanya sengaja ditanam di pekarangan atau ditemukan di hutan. 6) Jamu diolah sedemikian rupa sampai menjadi rebusan yang siap untuk dikonsumsi. 7) Kemanjuran jamu tidak pernah lekang oleh waktu walaupun sudah hampir enam abad ada di tanah Jawa. 8) Di masa kini, kita masih bisa menemui pedagang jamu gendong yang menjual jamu andalan mereka. 9) Jamu olahan tersebut merupakan representasi dari “Surya Majapahit”, lambang dari Kerajaan Majapahit yang berbentuk matahari dengan delapan sudut.

Kelompok kata yang berpasangan tetap dalam bacaan tersebut adalah ....

TEKS 4

1) Masyarakat Majapahit percaya bahwa mendarita sakit merupakan pertanda adanya ketidakseimbangan di dalam tubuh. 2) Untuk mengatasinya, harus dilakukan pengobatan, misalnya dengan mengonsumsi obat-obatan tradisional, seperti jamu. 3) Jamu tradisional dikenal sebagai elemen penting dalam bidang kesehatan. 4) Tanaman dan rempah yang diolah menjadi jamu oleh masyarakat Majapahit merupakan tanaman yang diyakini dapat menyembuhkan beberapa jenis penyakit. 5) Tanaman rempah tersebut biasanya sengaja ditanam di pekarangan atau ditemukan di hutan. 6) Jamu diolah sedemikian rupa sampai menjadi rebusan yang siap untuk dikonsumsi. 7) Kemanjuran jamu tidak pernah lekang oleh waktu walaupun sudah hampir enam abad ada di tanah Jawa. 8) Di masa kini, kita masih bisa menemui pedagang jamu gendong yang menjual jamu andalan mereka. 9) Jamu olahan tersebut merupakan representasi dari “Surya Majapahit”, lambang dari Kerajaan Majapahit yang berbentuk matahari dengan delapan sudut.

Gagasan pada kalimat (5) dapat diungkapkan kembali dengan kalimat ....

TEKS 4

1) Masyarakat Majapahit percaya bahwa mendarita sakit merupakan pertanda adanya ketidakseimbangan di dalam tubuh. 2) Untuk mengatasinya, harus dilakukan pengobatan, misalnya dengan mengonsumsi obat-obatan tradisional, seperti jamu. 3) Jamu tradisional dikenal sebagai elemen penting dalam bidang kesehatan. 4) Tanaman dan rempah yang diolah menjadi jamu oleh masyarakat Majapahit merupakan tanaman yang diyakini dapat menyembuhkan beberapa jenis penyakit. 5) Tanaman rempah tersebut biasanya sengaja ditanam di pekarangan atau ditemukan di hutan. 6) Jamu diolah sedemikian rupa sampai menjadi rebusan yang siap untuk dikonsumsi. 7) Kemanjuran jamu tidak pernah lekang oleh waktu walaupun sudah hampir enam abad ada di tanah Jawa. 8) Di masa kini, kita masih bisa menemui pedagang jamu gendong yang menjual jamu andalan mereka. 9) Jamu olahan tersebut merupakan representasi dari “Surya Majapahit”, lambang dari Kerajaan Majapahit yang berbentuk matahari dengan delapan sudut.

Fungsi kata penghubung bahwa pada kalimat 1 adalah ....

Siswa mengumpulkan tulisan       “Bhikri ja ne hotahai”

Guru merevisi tugas                         “Gyare la ta kuchta”

Apa siswa merevisi tugas?              “Gyare-gyare kuchta ja ne?”

Bagaimana mengatakan “Apa guru mengumpulkan tulisan?”  dengan bahasa tersebut?

TEKS 5

¹Technological Pedagogical Content Knowledge atau TPACK adalah konsep yang dirancang untuk menciptakan pengalaman belajar efektif dan efisien pada era digital. ²Para guru bisa memanfaatkan TPACK untuk menyesuaikan metode pembelajaran dengan perkembangan teknologi informasi terkini. ³TPACK merupakan kerangka pengetahuan di dunia pendidikan yang mendorong integrasi berbagai teknologi dalam pembelajaran. ⁴Namun, peran teknologi dalam pembelajaran ini harus sejalan dengan kemampuan mengajar dan kualitas konten. ⁵TPACK mengombinasikan tiga kompetensi, yakni pengetahuan pada teknologi, pemahaman pada metode mengajar, dan penguasaan atas materi yang diajarkan. ⁶Konsep TPACK merupakan pengembangan dari metode Pedagogical Content Knowledge (PCK) yang diperkenalkan oleh psikolog dan reformis pendidikan asal AS, Lee S. Shulman pada tahun 1986. ⁷Shulman berargumen bahwa mempersiapkan guru hanya dengan keterampilan pedagogis dan pengetahuan materi secara terpisah tidak cukup. ⁸Sebaliknya, pengajaran yang efektif memerlukan kombinasi antara kualitas konten pelajaran, skill pedagogik mumpuni, serta penggunaan teknologi.

(Diadaptasi dari https://tirto.id/)

Apabila gagasan pada bacaan tersebut dipisahkan menjadi dua paragraf yang padu dan utuh, pengelompokan kalimatnya adalah…

TEKS 5

¹Technological Pedagogical Content Knowledge atau TPACK adalah konsep yang dirancang untuk menciptakan pengalaman belajar efektif dan efisien pada era digital. ²Para guru bisa memanfaatkan TPACK untuk menyesuaikan metode pembelajaran dengan perkembangan teknologi informasi terkini. ³TPACK merupakan kerangka pengetahuan di dunia pendidikan yang mendorong integrasi berbagai teknologi dalam pembelajaran. ⁴Namun, peran teknologi dalam pembelajaran ini harus sejalan dengan kemampuan mengajar dan kualitas konten. ⁵TPACK mengombinasikan tiga kompetensi, yakni pengetahuan pada teknologi, pemahaman pada metode mengajar, dan penguasaan atas materi yang diajarkan. ⁶Konsep TPACK merupakan pengembangan dari metode Pedagogical Content Knowledge (PCK) yang diperkenalkan oleh psikolog dan reformis pendidikan asal AS, Lee S. Shulman pada tahun 1986. ⁷Shulman berargumen bahwa mempersiapkan guru hanya dengan keterampilan pedagogis dan pengetahuan materi secara terpisah tidak cukup. ⁸Sebaliknya, pengajaran yang efektif memerlukan kombinasi antara kualitas konten pelajaran, skill pedagogik mumpuni, serta penggunaan teknologi.

(Diadaptasi dari https://tirto.id/)

Bentuk pe-an pada kata penggunaan dalam kalimat (8) mempunyai makna yang sama dengan bentuk pe-an pada kalimat ....